12 April 2009

Manusiawikah Poligami ?

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pembaca yang budiman, banyak sekali realita yang terjadi di dunia dan seisinya ini. Acap kali perbincangan-perbincangan mengenai suatu masalah mengalami suatu dampak yang kontradiktif.
Begitu pula satu tema yang selalu ada di dalam benak pikiran penulis.
"Poligami". Kata tersebut adalah kata yang sudah tidak lagi dianggap tabu oleh masyarakat kita. Banyak sekali kaum adam yang melakukan hal tersebut, tetapi setujukah kita sebagai orang yang berjiwa akademis dengan realita yang terjadi dalam masyarakat tersebut ?
Memang, di dalam al qur'an telah dijelaskan bahwasanya para pria dibolehkan untuk menikahi wanita satu, dua, tiga atau empat yang disukai. Tetapi kelanjutan ayat tersebut adalah "jikalau engkau (wahai pria) takut tidak dapat berlaku adil, maka nikahilah satu wanita saja". Pertanyaannya adalah apa arti adil yang Allah swt. firmankan dalam ayat tersebut ?
Dalam satu sumber yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia warna biru terbitan Balai Pustaka tahun 1999, ada tiga makna yang dapat kita ambil dari satu kata "Adil", yaitu :
1.tidak berat sebelah; tidak memihak;
2.berpihak kpd yang benar; berpegang pada kebenaran;
3. sepatutnya; tidak sewenang-wenang.
Begitu luas arti sebuah kata "Adil". Mana mungkin seorang yang baru mempunyai tingkatan awwam bisa melakukan tindakan adil dengan sebenarnya adil ? Kalau kita kembali pada konsep Poligami, yang namanya adil adalah tidak berat sebelah / dapat dikatakan tidak memihak. Dapatkah seseorang memberikan sebuah kata "cinta" kepada beberapa orang yang bebeda (baik jasmani maupun rohaninya)? 100% saya sebagai seorang pria mengakui dengan sebenarnya bahwasanya cinta tidak dapat kita berikan dengan kadar yang sama kepada wanita yang berbeda.
Kalau ada orang yang mengatakan "Nabi Muhammad melakukan poligami, sedangkan Nabi Muhammad itu sendiri adalah suri tauladan yang baik. Mengapa kita tidak boleh mengikutinya ?" dengan tegas saya akan menjawab "Silahkan anda berpoligami kalau memang anda bisa meniru segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, baik aspek 'ubudiyyah, mu'amalah dan aspek-aspek yang lain yang ada pada diri Nabi Muhammad". Saya menjamin bahwasanya didunia ini tidak akan ada yang bisa menyamai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad mendapat wahyu dari Allah. Sedangkan kita, mendapat kasih sayang dari Allah swt. saja sudah alhamdulillah.
Bila kita pandang dari sudut aspek perasaan seorang wanita, mereka tidak akan rela untuk dipoligami, malahan yang ada adalah satu kata "merelakan". Otomatis arti kata merelakan itu adalah mau tidak mau harus rela. Sedangkan kata harus rela dalam konteks poligami adalah suatu paksaan, nah secara otomatis paksaan tidak dibolehkan oleh agama, karena keikhlasan yang ada pada diri seorang wanita tersebut tidaklah tumbuh dengan setulus hati. Tetapi dengan bumbu-bumbu terpaksa.
Semoga coretan yang tidak berharga ini dapat bermanfaat. Amiin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger templates | Make Money Online