22 April 2009

Pendidikan Murah Mutu Rendah, sama dengan Mahal

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan hasil bumi dan budayanya. Banyak sekali negara yang mengimpor kebutuhan negaranya dari Indonesia. Sebagai satu contoh, pulau Sumatera. Adalah sebuah pulau yang memiliki tiga propinsi dari lima propinsi penghasil hasil bumi terbesar di Indonesia, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Riau dan Sumatera Selatan. Hasil-hasil bumi yang utama dari pulau Sumatera antara lain adalah Kelapa Sawit, Tembakau, Minyak Bumi, Timah, Bauksit, Batu Bara dan Gas Alam. Tetapi semua hasil bumi yang dihasilkan oleh pulau Sumatera tersebut tidak diolah oleh tangan-tangan orang asli Indonesia, melainkan perusahaan asinglah yang mengolah barang-barang tersebut. Sebut saja di daerah Riau dengan PT. Caltex-nya.
Ini adalah suatu contoh dan bukti yang konkret yang bisa membuktikan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Memang, biaya pendidikan di Indonesia relatif murah dan relatif terjangkau oleh masyarakat bawah. Tetapi murah dalam hal biaya ini bisa dikatakan mahal manakala mutu pendidikan yang dihasilkan dari suatu proses pendidikan tersebut sangatlah rendah.
Banyak sekali pengangguran yang merajalela di Indonesia, banyak sekali pengusaha Indonesia yang melakukan tanam modal tidak di lingkup Indonesia tetapi melakukan tanam modal di luar negeri. Contoh tersebut juga membuktikan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Tenaga kerja yang tidak terdidik dan terlatih, minimnya perusahaan yang menyediakan lapangan kerja di dalam negeri, sistem pendidikan yang tidak memadai, manajemen organisasi yang tidak profesional, dan banyak lagi contoh yang sangat mudah kita jumpai di lingkungan kita.
Sebagai manusia yang mempunyai jiwa intelektual yang tinggi, hendaknya kita dapat memilih dan memilah mana sesuatu yang akan dapat membawa kemajuan dibidang pendidikan dan mana sesuatu yang akan membawa keterpurukan di dalam dunia pendidikan.
Demonstrasi yang sering sekali kita jumpai, baik langsung maupun lewat media. Sebenarnya adalah dampak yang terjadi dari rendahnya mutu pendidikan. Jika memang mutu pendidikan di Indonesia adalah mutu pendidikan yang tinggi, jalan utama yang dipakai adalah melalui proses diskusi. Bukan melakukan demonstrasi besar-besaran seperti fakta yang telah terjadi di Indonesia ini. Mengapa demonstrasi menjadi dampak pendidikan yang bermutu rendah ? Karena demonsatrasi adalah angkutan yang mudah ditumpangi oleh perilaku anarkis yang ujungnya adalah perusakan sarana prasarana yang dibangun dengan biaya dan uang negara. Otomatis, semua pihak yang terlibat dalam demonstrasi akan menjadi pihak yang dirugikan.
Anggaran pendidikan yang dianggarkan di dalam APBN hanyalah berkisar sekitar 10 %. Padahal, biaya pendidikan yang seharusnya dikeluarkan berbanding terbalik dengan anggaran yang telah dianggarkan pada APBN tersebut.
Inilah realita dan fakta yang harus kita luruskan bilamana kita menginginkan mutu pendidikan yang benar-benar seperti apa yang kita harapkan dan kita cita-citakan selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

blogger templates | Make Money Online